Abstrak
Latar Belakang: Pencegahan infeksi silang di ruang perawatan bedah mulut merupakan prioritas utama. Salah satu strategi yang digunakan adalah penggunaan antiseptik oral seperti Povidon Iodin 1%. Namun, efektivitas metode aplikasinya—baik dengan teknik swab maupun kumur-kumur—masih menjadi perdebatan.
Tujuan: Membandingkan efektivitas aplikasi Povidon Iodin 1% dengan teknik swab dan kumur-kumur terhadap penurunan jumlah koloni bakteri pada rongga mulut.
Metode: Penelitian eksperimental ini melibatkan 30 subjek yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok swab (n=15) dan kelompok kumur-kumur (n=15). Sampel saliva dikumpulkan sebelum dan 5 menit setelah aplikasi. Jumlah koloni bakteri dihitung menggunakan metode Total Plate Count (TPC). Analisis statistik menggunakan paired t-test dan independent t-test dengan signifikansi p<0,05.
Hasil: Kedua metode aplikasi menunjukkan penurunan signifikan jumlah koloni bakteri (p<0,05). Teknik kumur-kumur menunjukkan penurunan koloni yang lebih besar secara statistik dibanding teknik swab (p=0,031).
Kesimpulan: Aplikasi Povidon Iodin 1% dengan teknik kumur-kumur lebih efektif dibanding teknik swab dalam menurunkan jumlah koloni bakteri rongga mulut. Rekomendasi diberikan untuk penggunaan metode kumur-kumur sebagai prosedur standar asepsis pra-tindakan di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial.
Pendahuluan
Infeksi nosokomial menjadi tantangan utama dalam praktik kedokteran gigi, khususnya di lingkungan tindakan bedah mulut dan maksilofasial. Rongga mulut merupakan reservoir mikroorganisme yang berpotensi menyebabkan infeksi silang antar pasien dan operator. Oleh karena itu, asepsis oral sebelum tindakan klinis menjadi bagian penting dari protokol pencegahan infeksi.
Povidon Iodin 1% telah digunakan secara luas sebagai agen antiseptik oral karena spektrum aktivitas antimikroba yang luas, termasuk terhadap bakteri gram positif, gram negatif, serta virus dan jamur. Namun, efektivitas antiseptik ini sangat dipengaruhi oleh metode aplikasi. Teknik swab langsung ke mukosa oral memberikan kontak lokal, sedangkan teknik kumur-kumur memungkinkan distribusi larutan antiseptik ke seluruh rongga mulut.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan dua metode aplikasi Povidon Iodin 1% terhadap jumlah koloni bakteri di rongga mulut, sebagai dasar rekomendasi metode yang paling efektif dalam upaya asepsis oral.
Metode Penelitian
Desain Penelitian: Eksperimental kuasi dengan desain pretest-posttest control group.
Lokasi: Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG Universitas ABC.
Subjek: 30 mahasiswa koasisten klinik yang memenuhi kriteria inklusi (sehat sistemik, tidak menggunakan antibiotik atau antiseptik dalam 2 minggu terakhir, tidak merokok).
Prosedur:
- Subjek dikelompokkan menjadi dua kelompok secara acak:
- Kelompok A: Aplikasi Povidon Iodin 1% dengan teknik swab (kapas steril digosokkan ke mukosa bukal, palatal, dan lingual).
- Kelompok B: Aplikasi dengan teknik kumur selama 30 detik dengan 10 ml larutan.
- Saliva dikumpulkan sebelum dan 5 menit setelah aplikasi.
- Sampel diinokulasikan pada media agar nutrien dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C.
- Jumlah koloni dihitung menggunakan metode Total Plate Count (TPC).
Analisis Statistik:
- Uji Paired t-test untuk mengetahui perbedaan pre dan post dalam tiap kelompok.
- Uji Independent t-test untuk membandingkan efektivitas antar kelompok.
- Signifikansi ditetapkan pada p<0,05.
Hasil
Kelompok | Rata-rata Koloni Pre (CFU/ml) | Rata-rata Koloni Post (CFU/ml) | Penurunan (%) | p (Paired) |
---|---|---|---|---|
Swab | 1,2 x 10⁵ | 4,5 x 10⁴ | 62,5% | <0,001 |
Kumur | 1,3 x 10⁵ | 2,8 x 10⁴ | 78,5% | <0,001 |
Uji independent t-test menunjukkan bahwa kelompok kumur mengalami penurunan koloni yang lebih besar secara bermakna dibanding kelompok swab (p=0,031).
Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua metode aplikasi Povidon Iodin 1% efektif dalam menurunkan jumlah koloni bakteri di rongga mulut. Namun, teknik kumur-kumur lebih unggul secara statistik. Hal ini dapat dijelaskan oleh luasnya permukaan kontak antiseptik dengan jaringan oral saat berkumur, serta kemungkinan penetrasi ke area retensi bakteri seperti sela gigi dan sulkus gingiva.
Teknik swab terbatas pada area mukosa yang dijangkau oleh kapas, dan sangat bergantung pada tekanan dan konsistensi operator. Meskipun tetap menunjukkan efektivitas, hasilnya cenderung lebih variatif.
Studi ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang menunjukkan efektivitas berkumur dengan Povidon Iodin dalam menurunkan viral load dan flora oral secara signifikan, terutama dalam konteks prosedur aerosol-generating.
Kesimpulan
Aplikasi Povidon Iodin 1% dengan teknik kumur-kumur secara signifikan lebih efektif dibanding teknik swab dalam menurunkan jumlah koloni bakteri di rongga mulut. Teknik kumur direkomendasikan sebagai prosedur standar asepsis sebelum tindakan bedah di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG Universitas ABC.