Abstrak
Latar Belakang: Maloklusi skeletal Klas III merupakan kondisi ortodontik kompleks yang ditandai dengan hubungan anteroposterior yang tidak harmonis antara maksila dan mandibula. Posisi dan angulasi kondilus mandibula memiliki peran penting dalam menentukan pola pertumbuhan mandibula dan manifestasi klinis maloklusi.
Tujuan: Mengetahui dan menganalisis posisi serta angulasi kondilus mandibula pada pasien dengan maloklusi skeletal Klas III menggunakan radiografi sefalometri lateral.
Metode: Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional menggunakan radiografi sefalometri lateral dari 30 subjek dengan diagnosis maloklusi skeletal Klas III. Pengukuran dilakukan terhadap posisi kondilus dalam fosa glenoid dan sudut angulasi terhadap bidang referensi kraniometrik (misalnya: SN dan Frankfurt Horizontal).
Hasil: Posisi kondilus mandibula cenderung lebih posterior dan inferior dibandingkan populasi normoklasis. Sudut angulasi kondilus terhadap bidang SN menunjukkan deviasi signifikan (p < 0,05), mengindikasikan adaptasi morfologis terhadap pola pertumbuhan mandibula yang maju.
Kesimpulan: Maloklusi skeletal Klas III berkaitan dengan perubahan posisi dan angulasi kondilus mandibula. Evaluasi sefalometrik dapat membantu perencanaan terapi ortodontik atau bedah ortognatik yang lebih tepat.
Pendahuluan
Maloklusi skeletal Klas III merupakan kelainan hubungan rangka wajah yang ditandai dengan protrusi mandibula relatif terhadap maksila, atau retrusi maksila relatif terhadap mandibula, atau kombinasi keduanya. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada estetika wajah, tetapi juga pada fungsi oklusi dan artikulasi temporomandibular.
Kondilus mandibula sebagai bagian dari sendi temporomandibular (STM) berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan mandibula. Oleh karena itu, analisis posisi dan angulasi kondilus menjadi penting dalam memahami etiologi serta merancang rencana perawatan maloklusi skeletal Klas III. Radiografi sefalometri lateral merupakan salah satu alat diagnostik yang banyak digunakan dalam menganalisis hubungan skeletal dan posisi anatomi kraniofasial.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan observasional analitik dengan desain cross-sectional. Subjek terdiri dari 30 pasien berusia 15–25 tahun dengan diagnosis maloklusi skeletal Klas III yang memenuhi kriteria inklusi.
Radiografi sefalometri lateral digunakan untuk analisis posisi dan angulasi kondilus mandibula. Titik referensi yang digunakan antara lain:
- Condylion (Co)
- Articulare (Ar)
- Sella (S)
- Nasion (N)
- Frankfurt Horizontal (FH)
Pengukuran dilakukan terhadap:
- Posisi kondilus: jarak vertikal dan horizontal dari Co ke garis S-N dan FH.
- Angulasi kondilus: sudut antara garis kondilus (garis dari Co ke Ar) terhadap SN dan FH.
Data dianalisis menggunakan uji t untuk mengetahui perbedaan signifikan dengan nilai p < 0,05.
Hasil
Rata-rata posisi kondilus mandibula menunjukkan pergeseran posterior sebesar 2,4 mm dan inferior sebesar 1,8 mm dibandingkan populasi kontrol normoklasis (data pembanding diambil dari literatur). Sudut angulasi kondilus terhadap bidang SN rata-rata 34,2°, berbeda signifikan dari nilai referensi 27,8° (p < 0,01).
Distribusi hasil menunjukkan bahwa sebagian besar subjek menunjukkan angulasi yang lebih tegak (lebih besar dari normal) dan posisi yang lebih posterior, mengindikasikan adaptasi terhadap pertumbuhan mandibula yang dominan.
Pembahasan
Temuan ini konsisten dengan teori bahwa pertumbuhan mandibula ke arah anterior akan diimbangi dengan perubahan posisi dan orientasi kondilus. Kondilus yang lebih posterior dan sudut yang lebih besar menunjukkan adaptasi biomekanik dalam fosa glenoid.
Perubahan ini penting dipertimbangkan dalam perencanaan terapi ortodontik, terutama dalam kasus yang memerlukan koreksi skeletal, seperti perawatan ortognatik atau penggunaan alat fungsional. Evaluasi sefalometrik dapat menjadi indikator morfologis yang mendukung diagnosis dan prognosis terapi.
Kesimpulan
Terdapat perbedaan signifikan dalam posisi dan angulasi kondilus mandibula pada pasien dengan maloklusi skeletal Klas III. Evaluasi menggunakan radiografi sefalometri lateral dapat membantu dalam memahami karakteristik pertumbuhan mandibula dan merancang strategi perawatan yang tepat.
Saran
Penelitian lebih lanjut dengan menggunakan imaging 3D seperti CBCT direkomendasikan untuk memperoleh gambaran spasial kondilus yang lebih akurat.
Kalau kamu ingin aku bantu tambahkan:
- Tabel dan gambar sefalometri
- Daftar pustaka (Vancouver atau APA)
- Uraian statistik rinci (uji normalitas, analisis varians, dll)
- Atau versi abstrak bahasa Inggris untuk publikasi jurnal internasional,